Total Tayangan Halaman

Sabtu, 25 Februari 2012

Fakta unik dan luar biasa sebuah teori fisika tentang perjalanan ke masa lampau


Teori kembali ke Masa Lampau Tanpa Melalui Black Hole?


Teori richard gott menjelaskan bahwa seseorang bisa menembus masa silam tanpa harus melalui black hole, seperti pada teori kip thorne. dasar konsep mereka sama yaitu relativitas einstein.

Sebuah teori baru menjelaskan bagaimana kita bisa kembali ke masa lampau tanpa harus melalui black hole. Dasar konsep ini tetap teori relativitas Einstein.
BISAKAH manusia menerobos kembali ke masa lampau? Telah lama orang mengimpikan kemungkinan itu. Banyak cerita, buku, atau film yang mengisahkan hal itu. Sutradara Steven Spielberg, misalnya, membuat film Back to the Future.


Atau serial Voyager yang pernah ditayangkan RCTI. Di situ dikisahkan, dengan bekal jam ajaib seseorang bisa menembus dimensi waktu, ke belakang. Misalnya, bagaimana sang tokoh bisa bertemu dengan Alexander Graham Bell pada 1876, dan ikut menyaksikan Bell menciptakan telepon.

Kembali ke masa silam memang sebuah mimpi ilmiah yang sudah lama. Pelopor fisika Albert Einstein merupakan tokoh yang punya andil dalam mengilmiahkan mimpi unik itu. Teorinya mengatakan, dimensi waktu bukan hanya bergerak ke depan, melainkan juga bisa meluncur ke belakang.

Dalam alam semesta, menurut kesepakatan ahli fisika, ada dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang punya tiga unsur: panjang, lebar, dan tinggi. Dalam hal panjang, sebuah gerak bisa berjalan ke depan dan ke belakang. Begitu pula dalam hal lebar dan tinggi, gerak bisa dilakukan ke kiri-kanan dan atas-bawah. Singkat kata, dalam dimensi ruang gerak bisa dilakukan ke segala arah.

Namun, hal semacam itu tidak terjadi pada dimensi waktu. Kenyataan empiris menunjukkan bahwa putaran waktu hanya terasa menggelinding ke depan. Keyakinan Einstein, bahwa waktu bisa diputar ulang, tak pernah terbukti. Namun, tak pula pernah ada dalil fisika yang menolak kemungkinan kembali menyusuri masa silam.

Seorang fisikawan dari Institut Teknologi California, Kip Thorne, pernah merumuskan teori yang mengejutkan. Dia ” menujumkan”, seseorang bisa melihat masa lalu, dengan syarat bisa memasuki black hole, galaksi yang memiliki gaya gravitasi tak berhingga besarnya, segala macam materi di situ mampat menjadi sangat kecil.

Black hole sendiri amat sulit dijangkau karena jauhnya yang tak terkirakan- untuk ukuran teknologi masa kini. Celakanya, black hole bukanlah tujuan akhir. Orang harus mencari worm hole, lubang cacing, inti lubang hitam. Lorong waktu, menurut teori Thorne, ada di situ. Ukurannya sebesar garis tengah sebuah atom.

Kendati tampak muskil bagi awam, ada pula orang yang ingin menandingi teori Kip Thorne. Dia adalah Richard Gott, fisikawan dari Universitas Princeton, Amerika. Teorinya tentang menembus masa silam itu ditulisnya dalam jurnal bergengsi Physical Review Letters, dan majalah Time mengangkat isu itu pada edisi akhir Mei lalu.

Richard Gott mengklaim teorinya lebih sederhana. Untuk mencapai ke lorong masa silam itu, kata Gott seperti yang dikutip Time, “Tak perlu lubang hitam atau lubang cacing.” Yang diperlukan Gott adalah pesawat angkasa yang bisa berlari dengan laju yang mendekati kecepatan cahaya, yang 300.000 km/detik itu.

Thorne membawa-bawa black hole dan worm hole, sedangkan Gott pun mengait-ngaitkan teorinya dengan dawai kosmis- material alam yang terbentuk lewat peristiwa bersama-sama dengan peristiwa besar big bang- ledakan besar yang mengawali pembentukan semesta.
Ledakan big bang itu menghasilkan bermilyar-milyar serpihan, di antaranya ada yang di kemudian menjelma menjadi bumi dan matahari. Sebagian besar serpihan itu mendingin, tapi dawai kosmis lepas dari kondisi umum. Dia tetap menjadi serpihan yang tak kunjung dingin.
Lubang hitam, lubang cacing, dan dawai kosmis itu antara ada dan tiada. Pasalnya, mereka hanya dikenal alam khazanah teori, tapi tak pernah tersentuh oleh pancaindra manusia. Dawai kosmis itu, menurut teori, berukuran kecilnya saja tapi punya massa yang luar biasa besar. Sepotong dawai kosmis yang panjangnya hanya 2,5 cm, konon, bisa punya berat ribuan trilyun ton.
Syahdan, kata Gott, dawai kosmis itu punya gravitasi yang besar sehingga sanggup menarik berbagai material semesta mengelilinginya. Maka, daerah sekitarnya menjadi semacam lensa, yang bisa menghadirkan berkas cahaya masa lalu. Tak jelas betul mengapa bisa begitu.
Lalu dengan alasan yang lebih rumit, Gott menyebutkan bahwa panorama masa lalu itu hanya bisa dinikmati dengan syarat, ada dua dawai kosmis yang terentang sejajar dan berdekatan. Kedua dawai itu pun harus pula selalu bergerak dengan arah berpapasan, beraturan, konstan, dan pada laju yang mendekati kecepatan cahaya. Lalu pesawat ruang angkasa itu harus mengelilingi kedua dawai itu dengan gerak melingkar elips.

Dalam pandangan ahli fisika kuantum ITB, Dr. Pantur Silaban, baik konsep Thorne maupun Gott punya dasar pijakan sama: teori relativitas Einstein. “Mereka hanya mengembangkannya,” kata Silaban, yang mendapat gelar di Syracuse University, New York, dengan disertasi tentang teori relativitas.

Istilah-istilah lubang hitam, lubang cacing, dan dawai kosmis itu, kata Silaban, lahir bersama teori relativitas Einstein. Kemudian, baik lubang hitam maupun dawai kosmis itu menunjuk pada benda masif yang memiliki kepadatan supratinggi dan beratnya suprabesar. “Keduanya memanfaatkan kepadatannya sebagai media kembali ke masa lalu,” tambah Silaban.
Pakar ITB ini tampak berhati-hati menanggapi teori Thorne dan Gott. Dia menilai kedua konsep itu bisa-bisa dikembangkan lebih jauh, bahkan diaplikasikan. “Tapi entah kapan,” katanya. Soal wahana ruang angkasa yang bisa berlari dekat dengan kecepatan cahaya, bagi Silaban, bukan pula hal yang mustahil. “Kalau berpegang pada argumen teoretis, bahkan kita bisa bikin roket yang kecepatannya melebihi cahaya,” kata dosen ITB itu, sambil menyebut prinsip gravitasi ala Einstein.

Fakta Unik Seputar Fisika Astronomi

Fakta Fenomena Unik Menarik Terbaru Tentang Seputar Astronomi Ilmu Pengetahuan Antariksa Matematika Kimia Biologi FisikaBlogsas.com &#8211Astronomi adalah ilmu yang sangat menarik hati, karena berbagai fenomena-fenomena di dalamnya yang mankjubkan serta luasnya yang belum bisa di jangkau oleh manusia. Astronomi mempelajari tentang luar angkasa yang dialamnya terdapat unsur-unsur ilmu lain seperti fisikabiologi,kimia dan yang pasti lagi adalah matematika, ilmu yang selalu digunakan di dalam kehidupan sehari-sehari.
Namun tahukah kalian jika terdapat fakta-fakta menarik tentang astronomi. Silahkan baca dan cermati bersama. Siap-siap tercenganng membacanya.
OBJEK TERBESAR DI TATA SURYA – Matahari adalah objek paling besar dalam tata surya kita dengan diameter (pada equator) sepanjang 1.392.140 km. Urutan kedua ditempati oleh planet Jupiter dengan diameter 142.984 km. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah Saturnus (120.536 km), Uranus (51.118 km), dan Neptunus (49.600 km). Bumi kita menempati urutan ke-6 dalam daftar ini dengan diameter 12.756 km, disusul oleh Venus (12.103 km) dan Mars (6.794 km). Urutan ke-9 dan ke-10 diduduki oleh dua buah satelit alam masing masing Ganymede, satelit Jupiter (5.262 km) dan Titan, satelit Saturnus (5.150 km).
SATELIT ALAM TERBESAR – Ganymede dan Titan merupakan satelit alam (bulan) terbesar dalam tata surya kita. Berikutnya berturut-turut disusul oleh Callisto (Jupiter/4.820 km) dan Io (Jupiter/3.632 km). Bulan kita menempati peringkat kelima dengan diameter 3.475 km. Sementara itu, Europa (Jupiter/3.126 km), Triton (Neptunus/2750 km), dan Titania (Uranus/1.580 km) menyusul di urutan selanjutnya. Daftar ini ditutup dengan Rhea (Saturnus/1.530 km) dan Oberon (Uranus/1.516 km) masing-masing di urutan ke-9 dan 10.
ANOMALI VENUS – Venus berotasi pada sumbunya sedemikian lambat, bahkan lebih lambat daripada periode orbitnya. Akibatnya satu tahun disana adalah lebih pendek daripada satu harinya (sehari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi, sementara satu tahun Venus setara 225 hari Bumi). Disamping itu Venus diketahui berotasi dari arah timur ke barat, kebalikan dari planet-planet lain di tata surya kita yang berotasi dari barat ke timur, karena itu di Venus matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur.
SATELIT ALAM – Diantara kesemua planet anggota tata surya, hanya Bumi yang mempuyai satu-satunya satelit alam. Sementara itu, dua planat diantaranya, yakni Merkurius dan Venus sama sekali tidak memiliki satelit. Planet-planet bagian luar di tata surya umumnya kaya akan satelit alam. Hingga kini, telah diketemukan puluhan satelit alam yang mengedari planet Jupiter, Saturnus dan Uranus. Tidak semua satelit alam berbentuk bundar, tipikal sebuah planet. Kedua satelit Mars, Phobos dan Deimos serta satelit-satelit kecil yang mengedari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus diketahui memiliki bentuk yang tidak beraturan
SUMBU ROTASI – Planet Uranus memiliki kemiringan sumbu rotasi sebesar 98º. Hal ini menyebabkan kutub utaranya menunjuk ke bawah bidang garis edarnya. Karenanya permukaan planet di kedua kutub memiliki malam yang lamanya setara dengan 21 tahun di Bumi.
SUHU PALING EKSTREM – Planet dengan temperatur paling ekstrem dalam tata surya kita ialah Merkurius. Temperatur siang hari disana mencapai hingga 427ºC, cukup panas untuk melelehkan logam seng. Di malam hari, temperatur turun hingga -183ºC, cukup dingin untuk membekukan krypton. Selain itu Merkurus tercatat sebagai planet yang letaknya paling dekat dengan Matahari
PLANET TERPANAS – Walaupun Merkurius adalah planet terdekat dari Matahari, namun rekor sebagai planet terpanas justeru dipegang oleh Venus dengan suhu mencapai 482°C. Hal ini ditengarai akibat efek “rumah kaca” dari atmosfir Venus yang kaya akan unsur Karbon Dioksida
PLANET PALING CEMERLANG – Apabila Jupiter dan Bumi dilihat dari jarak yang sama, maka Jupiter akan terlihat 164 kali lebih cemerlang. Dilihat dari Bumi, panet yang paling cemerlang adalah Venus dengan magnitudo -4,4.
BINTANG TERDEKAT – Bintang terdekat dari Bumi kita ialah Proxima Centauri. Bintang sejauh 4,23 tahun cahaya ini terlalu redup untuk bisa dilihat dengan mata telanjang. Bintang terdekat yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah Alpha Centauri (4,4 tahun cahaya) yang terlihat sebagai bintang paling terang pada rasi Centaurus di langit belahan selatan
BINTANG TERMUDA – 2 Protostar (calon bintang) yang dikenal sebagai IRAS-4 yang berada di dalam Nebula NGC 1333, 1.100 tahun cahaya dari Bumi adalah bitang termuda yang diketahui manusia. Keduanya baru akan mencapai fase stabil sebagai sebuah bintang setidaknya dalam 100.000 tahun mendatang.
BINTANG TERTUA – 70 bintang yang ditemukan oleh sebuah tim astronom yang dipimpin oleh Timothy Beers (Amerika Serikat) diyakini sebagai bintang paling tua di galaksi Bimasakti. Bintang-bintang tersebut diperkirakan telah terbentuk pada sekitar 1 milyar tahun setelah peristiwa big bang (ledakan besar yang mengawali terbentuknya alam semesta).
BINTANG TERBESAR – Betelgeuse (Alpha Orionis) adalah bintang terbesar yang diketahui hingga sejauh ini. Bintang sejauh 430 tahun cahaya ini memiliki diameter 980 juta km atau 700 kali diameter matahari. Bintang ini terlihat dengan mata telanjang sebagai sebuah bintang berwarna kemerahan di rasi Orion.
BINTANG PALING CEMERLANG – Sebuah bintang yang disebut Pistol yang ditemukan oleh teleskop antariksa Hubble pada Oktober 1997 adalah bintang paling cemerlang yang diketahui. Cahayanya sekitar 10 juta kali lebih cemerlang dari matahari. Perhitungan oleh para astronom menunjukkan bahwa energi yang dipancarkannya dalam 6 detik setara dengan energi yang dipancarkan oleh Matahari selama satu tahun.
METEORIT TERBESAR – Pecahan meteorit berukuran antara 2,4 – 2,7 m yang ditemukan di Hoba West, dekat Grossfontein, Namibia pada tahun 1920 diduga merupakan meteorid terbesar yang pernah jatuh ke Bumi dan tercatat oleh manusia. Pecahan meteorid tersebut berasal dari sebuah meteorit tunggal yang beratnya diperkirakan mencapai 59 ton.
HUJAN METEOR TERBESAR – Hujan Meteor Leonid yang terjadi tanggal 16-17 November 1966 dan terlihat di Amerika Utara bagian barat hingga Rusia bagian timur merupakan hujan meteorid terbesar yang pernah tercatat. Meteor yang melintas di wilayah Arizona tercatat mencapai 2.300 meteor per menit selama 20 menit.
KOMET TERBESAR – Komet Centaur 2060 Chiron yang ditemukan tahun 1977 merupakan komet terbesar yang diketahui dengan diameter 182 km.
ASTEROID TERBESAR – 1 Ceres dengan diameter 941 km merupakan asteroid terbesar. Selain itu, asteroid ini juga tercatat merupakan asteroid yang pertama kali ditemukan.
ASTEROID TERKECIL – Rekor sebagai asteroid terkecil dipegang oleh asteroid 1993KA2. Asteroid yang ditemukan tahun 1993 ini hanya berdiameter 5 m.
GERHANA MATAHARI TERLAMA – Secara teori, gerhana matahari dapat berlangsung maksimal selama 7 menit 31 detik. Gerhana matahari terlama yang pernah tercatat terjadi di Filipina dengan durasi 7 menit 8 detik. Gerhana matahari selama 7 menit 29 detik diperkirakan akan terjadi di tengah samudera Atlantik pada tanggal 17 Juli 2186.
KONSTELASI TERBESAR – Hydra (Naga Laut) merupakan konstelasi (rasi bintang) terbesar. Konstelasi ini menutupi area seluas 1.302,844º persegi atau mencakup 3,16% dari seluruh langit dan beranggotakan setidaknya 68 bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
KONSTELASI TERKECIL – Crux Australis (Salib Selatan) adalah konstelasi terkecil di langit. Ia hanya mencakup area seluas 68,477º persegi atau sekitar 0,16% dari seluruh langit.
OBJEK PALING CEMERLANG – Quasar HS1946+7658 adalah objek paling cemerlang di jagat raya. Objek ini setidaknya 1,5 x 1015 kali lebih cemerlang dari Matahari kita
OBJEK TERDINGIN – Nebula Boomerang, sebuah kabut debu dan gas yang terletak sejauh 5000 tahun cahaya dari Bumi dipercayai sebagai objek paling dingin. Temperaturnya diperkirakan berkisar pada -270ºC (-454ºF)
TELESKOP TERBESAR – Teleskop terbesar di dunia saat ini adalah sepasang teleskop kembar berdiameter 10 m yang digunakan di Observatorium W.M. Keck di Mauna Kea, Hawaii. Lensa masing-masing teleskop seberat 300 ton itu terdiri dari 36 buah cermin berbentuk segi enam yang digabungkan menjadi sebuah cermin pemantul (reflektor).


Read more: Fakta Unik Seputar Astronomi http://www.blogsas.com/fakta-unik-seputar-astronomi/#ixzz1nOfultPi 

Fenomena Alam Yang Menentang Hukum Gravitasi

Satu lagi fenomena alam yang menjadi pukulan berat bagi hukum Gravitasi Newton. Diwilayah Santa Cruz, California terdapat suatu fenomena alam yang sangat menakjubkan,dimana ditempat itu banyak terjadi kejanggalan yang mungkin membuat kita clingak-clinguk kebingungan dan keheranan jika mengunjungi tempat tersebut.
Pasalnya,ditempat yang merupakan hamparan hutan subur itu hukum gravitasi seakan-akan sudah tidak ada artinya sama sekali,semua pepohonan berdiri miring dengan arah kemiringan yang sama bahkan bisa dibilang hampir tumbang.Banyak orang yang menyebut tempat ini “titik misterius”.

Jika manusia berada disekitar “titik misterius” sekalipun, seluruh badannya tanpa dikehendaki juga ikut-ikutan miring,walaupun berusaha untuk berdiri dengan tegak,hasilnya akan sama saja.
Anehnya,walaupun dalam keadaan posisi yang miring dalam sekala yang besar,seluruh benda yang ada tidak akan terjatuh atau kehilangan keseimbangannya.Jika mencoba berjalan,langkah kita tetaplah stabil dan berjalan tanpa kesulitan walaupun dalam posisi miring.
Bila berkunjung ketempat ini,kita bisa melihat keanehan-kenehan seperti rumah yang terlihat hapir roboh (padahal sebenarnya masih kokoh), sapu yang bisa berdiri sendiri dalam keadaan yang miring,manusia yang dapat berdiri ditembok,dan keanehan-keanehan lainnya.
Parahnya lagi,dengan adanya fenomena ini,hewan-hewan hutan ngga’ ada yang mau nongkrong dan mencari makan disekitar “titik misterius”,meraka mungkin ketakutan atau bagaimana?
“Mystery Spot” bisa membuktikan akan kelemahan teori Gravitasi,Sir Issac Newtondengan hukum gravitasinya menyatakan bahwa semua benda akan ditarik kearah semua benda lainnya oleh kekuatan gravitasi.
Kekuatan ini tergantung pada seberapa banyaknya zat yang tergantung dalam benda dan pada jarak diantaranya. Hukum itu menerangkan mengapa orbit planet dan bulan berbentuk elips.Hukum itu menerangkan juga gerak semua benda dalam alam semesta yang mahaluas. Dengan adanya fenomena ini,hukum gravitasi Newton yang bertahan kurang lebih selama 4 abad mungkin sudah saatnya untuk direvisi. Namun sampai saat ini,Para Ilmuwan belum dapat menjelaskan bagaimana fenomena ini bisa terjadi,mungkin masih menunggu beberapa waktu lagi untuk memecahkan misteri ini,atau mungkin teman-teman sudah mempunyai sebuah teori atau argumen untuk memberi pencerahan bagaimana fenomena ini bisa terjadi?
Sebenarnya,fenomena-fenomena seperti ini tidak hanya terjadi diwilayah Santa Cruz,California saja,tetapi ditempat lain juga bisa ditemukan. Memang kebanyakan berada di USA,tapi di wilayah Eropa juga dapat ditemui tempat seperti ini,contohnya disekitar Warsawa,Polandia. Oh iya,aq baru ingat, hal serupa juga ada disebuah wilayah di China,namun yang ini berupa tanjakan jalan raya. Uniknya ditempat itu seluruh benda beroda/yang mudah menggelinding akan tertarik menuju keatas tanjakan,padahal jika dipikir secara logika hal tsb sangatlah tidak masuk akal.
Posted by  pada Oktober 17, 2010 in fisika

Sabtu, 18 Februari 2012

PELANGI


Pelangi adalah suatu fenomena alam yang alami, yang biasa muncul setiap hujan datang Kunci Fenomena alam pelangi yang terjadi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan.

Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma.

Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.

Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.

Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.

Rabu, 26 Oktober 2011

Aurora

Di belahan bumi Utara terutama Alaska, seringkali langit malam yang gelap tiba-tiba menjadi terang-benderang. Warnanya biasanya hijau, merah, biru atau lembayung. Orang-orang kuno menghubung-hubungkan munculnya fenomena alam itu dengan penyakit dan peperangan. Aurora berwarna merah terang pernah dianggap sebagai “kolam darah” para pejuang yang gugur dalam peperangan.  di North Country, Inggris, aurora dikenal sebagai “lembing terbakar”.  Sebelum revolusi perancis meletus, sebuah aurora muncul. Penduduk Skotlandia dan Inggris mengaku mendengar suara pertempuran dan melihat peperangan di angkasa. Pada tanggal 24 Februari 1716, berbarengan dengan kematian James Ratcliffe, Earl Derwentwaterterakhir, muncul aurora berwarna merah terang dan bergerak cepat di langit. Sejak saat itu aurora itu dikenal sebagai “Cahaya Lord Derwenwater”.
Di masa lalu, aurora dipercaya dapat meramalkan cuaca, meskipun kebenarannya kadang-kadang berlawanan. Di Labrador, aurora merupakan pertanda cuaca yang baik, sedangkan di Greenland dianggap sebagai tanda datangnya angin selatan dan badai. Di Norwegia Utara, aurora sering dihubung-hubungkan dengan cuaca dingin.
Aurora adalah cahaya yang tercipta di udara. Cahayanya yang gemerlapan disebabkan oleh atom-atom dam molekul yang bertumbukan dengan partikel-partikel bermuatan, terutama elektron dan proton yang berasal dari matahari.  Partikel-partikel tersebut terlempar dari matahari dengan kecepatan lebih dari 500 mil per detik dan terhisap medan magnet bumi di sekitar kutub Utara dan Selatan. Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda. Misalnya, aurora hijau terbentuk oleh benturan partikel elektron dengan molekul nitrogen. Aurora merah terjadi akibat benturan antara partikel elektron dan atom oksigen.

Dewi Fajar
Nama aurora pertama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17. Aurora sebenarnya nama dewi fajar Romawi kuno.  Sebenarnya ada dua jenis aurora. Aurora borealis terlihat di belahan bumi Utara, sedangkan Aurora australis terlihat di belahan bumi Selatan. Aurora sebenarnya bisa dijumpai di setiap bagian langit. Tetapi seringkali nampak terlalu pucat untuk terlihat dengan jelas kecuali di daerah-daerah di dekat Kutub Utara dan Selatan.
Istilah aurora borealis pertama kali digunakan oleh Galileo Galilei pada tahun 1619. Galilei sudah lama mempelajari cahaya-cahaya yang menakjubkan tersebut. Sayang sekali ia tidak dapat bekerja dengan leluasa. Saat itu, pihak Gereja Roma sangat membatasi ruang geraknya. Maklum, Galilei dianggap berseberangan dengan doktrin gereja yang sudah dianut selama ratusan tahun lamanya yang menyatakan bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Galileo terpaksa menyamarkan tulisan-tulisannya dengan meminjam nama muridnya, Mario Guiducci. Tetapi pendapatnya tentang aurora masih kurang pas. Menurutnya, aurora disebabkan oleh pantulan sinar matahari pada lapisan atmosfer atas.
Aurora dapat terlihat hingga tengah malam. Pada saat itu, cahayanya terlihat turun. Beberapa saat kemudian, pita-pita cahaya yang melengkung muncul di atas cahaya, dan sinar mulai bergerak menuju bagian tengah langit. Cahaya ini semakin benderang. Pada intensitas penuh, aurora menutup seluruh angkasa seperti kelambu cahaya yang tertiup angin. Kadang-kadang cahaya ini muncul kurang dari jarak 500 mil di atas permukaan bumi dan kadang-kadang lebih dari 600 mil. Aurora terlihat paling terang saat terjadi  badai magnetik. Aura paling sering terlihat pada saat aktivitas titik matahari yang terbesar. Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapa lokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Aurora australis paling jarang terlihat. Maklum, aurora ini biasanya justru terlihat terang di daerah yang jarang penduduknya. Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahun aktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun 2000. Aurora Australis paling sering terlihat di Tasmania. Aurora ini pertama kali dikenal para ilmuwan Eropa pada abad ke-18, tetapi telah dikenal oleh kaum Aborigin dan Maori sejak tujuh ratus tahun yang lalu.
Selain lokasi, cuaca dan polusi cahaya juga mempengaruhi kualitas aurora. Di Alaska, waktu terbaik untuk melihat aurora adalah pada bulan-bulan Maret dan September hingga Oktober akhir. Saat itu langit dalam keadaan gelap dan cuacanya sangat cerah. Saat musim panas, langit malam tidak terlalu gelap. Sebaliknya pada musim dingin, udara menjadi terlalu dingin sehingga mengganggu kenyamanan orang-orang yang ingin mengamatinya.
Aurora muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda. Penampakannya berubah-ubah tergantung pada panjangnya malam. Tahap paling indah adalah pada tengah malam. Aurora juga membentuk pita-pita  cahaya dengan berbagai warna, biasanya berwarna hijau, kuning, biru atau merah tua.
Menurut Syun Akasofu, bagian penting lainnya dari mekanisme aurora adalah “angin matahari”, yaitu sebuah aliran partikel yang keluar dari matahari. Akasofu dari Alaska Geophysical Institute, adalah orang yang sangat berperan dalam meneliti aurora. "Angin matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (Sabuk Van Allen). Energi ini akan mempercepat partikel ke atmosfer bagian atas yang kemudian akan bertabrakkan dengan berbagai gas. Hasilnya adalah warna-warna di angkasa yang bergerak-gerak", ucapnya. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang lebih tinggi, yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukkan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan nyala lampu berpendar atau lampu neon.

Trio Norwegia
Penelitian aurora borealis dirintis oleh trio Norwegia, yaitu Lars Vegard, Kristian Birkeland dan Carl Stxrmer. Vegard adalah orang pertama yang memetakan warna aurora. Ia menggunakan spektrograf untuk mencatat panjang gelombang dan warna aurora. Menurut perhitungannya, warna hijau aurora mempunyai panjang gelombang 558 x 10E-9 m. Birkeland menyusun teori  yang menjelaskan fenomena aurora borealis pada  tahun 1896. Sebagian besar teorinya yang telah diuji di laboratorium tersebut, masih dipakai hingga sekarang. Birkeland dapat menciptakan aurora dengan membombardir bola logam yang mengandung elektromagnet (berperan sebagai bumi) dengan elektron  (berperan angin matahari). Ia juga menyusun serangkaian perhitungan teoritis.  Arus listrik di atmosfer kini dikenal sebagai arus Birkeland.
Stxrmer melanjutkan perhitungan teoritis Birkeland. Menurut Stxrmer, ada daerah seperti sabuk di sekeliling bumi dimana partikel-partikel akan saling memantul diantara kedua kutub. Beberapa tahun kemudian, daerah ini kemudian diukur dari satelit oleh ahli fisika Amerika bernama James Van Allan. Daerah ini kini dikenal sebagai sabuk Van AllenStxrmer juga meramalkan tinggi aurora borealis, yaitu sekitar 80-130 km, dengan cara membandingkan foto posisinya dengan bintang-bintang.

Mengganggu gelombang radio
Pengaruh proton-proton yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi dan telegram. Hal ini disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke luar angkasa. Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram. Partikel yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa aliran listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat menyebabkan kerusakan peralatan listrik.
Gangguan aurora pada kawat telegraf yang paling menakjubkan terjadi di Amerika Serikat. Sebuah aurora fantastis yang terjadi pada bulan September 1851, telah mengganggu seluruh saluran telegraf di New England dan memporak porandakan transaksi bisnis. Pada tanggal 19 Februari 1852, aurora lainnya tercatat dalam sejarah telekomunikasi.      Para ilmuwan percaya bahwa aurora mencerminkan apa yang terjadi di magnetosfer, yaitu daerah  yang partikel bermuatannya terperangkap oleh medan magnet bumi. Angin matahari menjepit magnetosfer di dekat bumi di siang hari, dan menyeretnya hingga jutaan kilometer pada malam hari.
Penelitian terkini yang melibatkan Spacelab di pesawat ulang-alik telah mempelajari pengaruh aurora. Aurora dapat juga dipotret oleh astronot pesawat ulang alik dan satelit. Satelit dapat memberikan gambaran aurora secara global. Dengan memotret dari angkasa luar, cahaya matahari yang menyilaukan tidak lagi menjadi masalah dan aurora dapat terlihat sama baiknya baik pada siang maupun malam hari.

Aurora hitam
Selain berwarna cerah, ada juga aurora hijau. Kimball, seorang sarjana yang mempelajari fisika angkasa di the Geophysical Institute, sempat merekam aurora langka ini dalam videonya. Aurora itu dilihatnya di Poker Flat Research Range di sebelah Utara Fairbanks, Alaska pada tahun 1970.
Aurora hitam sebenarnya sama sekali bukan aurora. Gejala ini nampak seperti aurora meskipun bukalah aktivitas aurora. Kimball dan dosen pembimbingnya Professor Emeritis Tom Hallinan melihat tiga jenis aurora hitam, yaitu gulungan hitam yang berbentuk seperti garpu yang nampak di depan aurora asli; cincin hitam yang kelihatan seperti cincin asap berwarna gelap di depan aurora asli yang lebih pucat. Yang terakhir adalah noda hitam yang melayang seperti amuba raksasa berwarna hitam.
Beberapa orang telah menyaksikan aurora hitam. Di Hallinan, kemunculan aurora ini dikenal sebagai “waktu coklat panas”. Biasanya berlangsung selama 20 menit hingga setengah  jam. Aurora hitam muncul secara langsung di atas Alaska selama aurora mulai memudar. Tidak seperti aurora asli, emisi aurora hitam lebih bermuatan positif. Aurora hitam jenis gulungan hitam berputar dengan arah yang berlawanan dengan putaran aurora asli dan kadang-kadang bergabung dengan beberapa gulungan aurora lainnya dan menghasilkan serangkaian lingkaran plasma angkasa yang dikenal sebagai Karman vortex streets

Kamis, 29 September 2011

Dasar evaluasi Pembelajaran

Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
·               PENGUKURAN
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas “sesuatu”. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll. Dalam proses pengukuran tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
·                PENILAIAN
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar perserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran
·                EVALUASI
Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.

Ciri khas dari evaluasi yaitu:
1.      Sebagai kegiatan yang sistematis, pelaksanaan evaluasi haruslah dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi disetiap akhir program tersebut,
2.      dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Asumsi-asumsi ataupun prasangka. bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan dalam evaluasi,
3.      kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itulah pendekatan goal oriented merupakan pendekatan yang paling sesuai untuk evaluasi pembelajaran
Pada dasarnya istilah pengukuran, penilaian dan evaluasi dilakukan dalam beberapa aktivitas sehari-hari.
Pengukuran ada 3 yaitu ukuran terstandar (meter, kilogram, takaran), ukuran tidak terstandar (depa, jengkal, langkah) dan ukuran perkiraan berdasarkan hasil pengalaman (jeruk manis adalah berwarna kuning, besar dan halus kulitnya). Jika diartikan dalam bahasa ingris penilaian disebut evaluation, sehingga ada yang mengartikan ketiga kata tersebut adalah sama tergantung pemakaiannya. singkatnya sebagai berikut :
·               Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifatkuantitatif.
·               Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
·               .Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.
2. Tujuan evaluasi adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan “nilai dan arti”.
• Pemberian nilai dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar. Jadi, pertimbangan yang diberikan sepenuhnya berdasarkan apa evaluan itu sendiri.
• Arti, berhubungan dengan posisi dan peranan evaluasi dalam suatu konteks tertentu.
3. Dalam proses evaluasi harus ada pemberian pertimbangan (judgement) yang merupakan konsep dasar dari evaluasi. Melalui pertimabangan inilah ditentukan nilai dan arti/makna dari sesuatu yang dievaluasi.
4. Pemberian pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan:
• Hasil evaluasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
• Evaluator lebih percaya diri.
• Menghindari adanya unsur subjektivitas.
• Memungkinkan hasil evaluasi akan sama, sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda.
• Memberikan kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.

Fungsi Evaluasi
Sejalan dengan tujuan evaluasi di atas, evaluasi yang dilakukan juga memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah fungsi:
1. Selektif
2. Diagnostik
3. Penempatan
4. Pengukur keberhasilan
Selain keempat fungsi di atas Asmawi Zainul dan Noehi Nasution menyatakan masih ada fungsi-fungsi lain dari evaluasi pembelajaran, yaitu fungsi:
1. Remedial
2. Umpan balik
3. Memotivasi dan membimbing anak
4. Perbaikan kurikulum dan program pendidikan
5. Pengembangan ilmu

 Manfaat Evaluasi
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
1. Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen
2. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan “masalahâ€, dll
3. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
Bagi Siswa Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau tidak memuaskan
·               Bagi Guru
1. mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
2. ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.
3. ketepatan metode yang digunakan
·               Bagi Sekolah
1. hasil belajar cermin kualitas sekolah
2. membuat program sekolah
3. pemenuhan standar

Macam-macam Evaluasi
1. Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative testing is done to monitor student progress over period of time. Ukuran keberhasilan atau kemajuan siswa dalam evaluasi ini adalah penguasaan kemampuan yang telah dirumuskan dalam rumusan tujuan (TIK) yang telah ditetapkan sebelumnya. TIK yang akan dicapai pada setiap pembahasan suatu pokok bahasan, dirumuskan dengan mengacu pada tingkat kematangan siswa. Artinya TIK dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan awal anak dan tingkat kesulitan yang wajar yang diperkiran masih sangat mungkin dijangkau/ dikuasai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Dengan kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan remedial,yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
2. Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
3. Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.

Prinsip Evaluasi
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan evaluasi, agar mendapat informasi yang akurat, diantaranya:
  1. Dirancang secara jelas abilitas yang harus dinilai, materi penilaian, alat penilaian, dan interpretasi hasil penilaian. Ã patokan : Kurikulum/silabi.
  2. Penilaian hasil belajar menjadi bagian integral dalam proses belajar mengajar.
  3. Agar hasil penilaian obyektif, gunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif.
  4. Hasilnya hendaknya diikuti tindak lanjut.
Prinsip lain yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto adalah:
1. Penilaian hendaknya didasarkan pada hasil pengukuran yang komprehensif.
2. Harus dibedakan antara penskoran (scoring) dengan penilaian (grading)
3. Hendaknya disadari betul tujuan penggunaan pendekatan penilaian (PAP dan PAN)
4. Penilaian hendaknya merupakan bagian integral dalam proses belajar mengajar.
5. Penilaian harus bersifat komparabel.
6. Sistem penilaian yang digunakan hendaknya jelas bagi siswa dan guru.

Pendekatan Evaluasi
Ada dua jenis pendekatan penilaian yang dapat digunakan untuk menafsirkan sekor menjadi nilai. Kedua pendekatan ini memiliki tujuan, proses, standar dan juga akan menghasilkan nilai yang berbeda. Karena itulah pemilihan dengan tepat pendekatan yang akan digunakan menjadi penting. Kedua pendekatan itu adalah Pendekatan Acuan Norma (PAN) dan Pendekatan Acuan Patokan (PAP).
Sejalan dengan uraian di atas, Glaser (1963) yang dikutip oleh W. James Popham menyatakan bahwa terdapat dua strategi pengukuran yang mengarah pada dua perbedaan tujuan substansial, yaitu pengukuran acuan norma (NRM) yang berusaha menetapkan status relatif, dan pengukuran acuan kriteria (CRM) yang berusaha menetapkan status absolut. Sejalan dengan pendapat Glaser, Wiersma menyatakan norm-referenced interpretation is a relative interpretation based on an individual’s position with respect to some group. Glaser menggunakan konsep pengukuran acuan norma (Norm Reference Measurement / NRM) untuk menggambarkan tes prestasi siswa dengan menekankan pada tingkat ketajaman suatu pemahaman relatif siswa. Sedangkan untuk mengukur tes yang mengidentifikasi ketuntasan / ketidaktuntasan absolut siswa atas perilaku spesifik, menggunakan konsep pengukuran acuan kriteria (Criterion Reference Measurement).

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP), Criterion Reference Test (CRT)
Tujuan penggunaan tes acuan patokan berfokus pada kelompok perilaku siswa yang khusus. Joesmani menyebutnya dengan didasarkan pada kriteria atau standard khusus. Dimaksudkan untuk mendapat gambaran yang jelas tentang performan peserta tes dengan tanpa memperhatikan bagaimana performan tersebut dibandingkan dengan performan yang lain. Dengan kata lain tes acuan kriteria digunakan untuk menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan dengan (mengenai) domain perilaku yang ditetapkan / dirumuskan dengan baik.
Pada pendekatan acuan patokan, standar performan yang digunakan adalah standar absolut. Semiawan menyebutnya sebagai standar mutu yang mutlak. Criterion-referenced interpretation is an absolut rather than relative interpetation, referenced to a defined body of learner behaviors. Dalam standar ini penentuan tingkatan (grade)didasarkan pada sekor-sekor yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk persentase. Untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang siswa harus mendapatkan sekor tertentu sesuai dengan batas yang telah ditetapkan tanpa terpengaruh oleh performan (sekor) yang diperoleh siswa lain dalam kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah sekor siswa bergantung pada tingkat kesulitan tes yang mereka terima. Artinya apabila tes yang diterima siswa mudah akan sangat mungkin para siswa mendapatkan nilai A atau B, dan sebaliknya apabila tes tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan, maka kemungkinan untuk mendapat nilai A atau B menjadi sangat kecil. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan memperhatikan secara ketat tujuan yang akan diukur tingkat pencapaiannya.
Dalam menginterpretasi skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan pendekatan PAP, maka terlebih dahulu ditentukan kriteria kelulusan dengan batas-batas nilai kelulusan. Umumnya kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor berikut:
Rentang Skor Nilai
80% s.d. 100% A        45% s.d. 59% D
70% s.d. 79% B           < 44% E / Tidak lulus
60% s.d. 69% C

2. Penilaian Acuan Norma (PAN), Norm Reference Test (NRT)
Tujuan penggunaan tes acuan norma biasanya lebih umum dan komprehensif dan meliputi suatu bidang isi dan tugas belajar yang besar. Tes acuan norma dimaksudkan untuk mengetahui status peserta tes dalam hubungannya dengan performans kelompok peserta yang lain yang telah mengikuti tes. Tes acuan kriteria Perbedaan lain yang mendasar antara pendekatan acuan norma dan pendekatan acuan patokan adalah pada standar performan yang digunakan.
Pada pendekatan acuan norma standar performan yang digunakan bersifat relatif. Artinya tingkat performan seorang siswa ditetapkan berdasarkan pada posisi relatif dalam kelompoknya; Tinggi rendahnya performan seorang siswa sangat bergantung pada kondisi performan kelompoknya. Dengan kata lain standar pengukuran yang digunakan ialah norma kelompok. Salah satu keuntungan dari standar relatif ini adalah penempatan sekor (performan) siswa dilakukan tanpa memandang kesulitan suatu tes secara teliti. Kekurangan dari penggunaan standar relatif diantaranya adalah (1) dianggap tidak adil, karena bagi mereka yang berada di kelas yang memiliki sekor yang tinggi, harus berusaha mendapatkan sekor yang lebih tinggi untuk mendapatkan nilai A atau B. Situasi seperti ini menjadi baik bagi motivasi beberapa siswa. (2) standar relatif membuat terjadinya persaingan yang kurang sehat diantara para siswa, karena pada saat seorang atau sekelompok siswa mendapat nilai A akan mengurangi kesempatan pada yang lain untuk mendapatkannya.
Contoh:
7. Satu kelompok peserta tes terdiri dari 9 orang mendapat skor mentah:
50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, 30
Dengan menggunakan pendekatan PAN, maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50) akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10, sedangkan mereka yang mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu 9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6
Penentuan nilai dengan skor di atas dapat juga dihitung terlebih dahulu persentase jawaban benar. Kemudian kepada persentase tertinggi diberikan nilai tertinggi.