Total Tayangan Halaman

Sabtu, 25 Februari 2012

Fakta unik dan luar biasa sebuah teori fisika tentang perjalanan ke masa lampau


Teori kembali ke Masa Lampau Tanpa Melalui Black Hole?


Teori richard gott menjelaskan bahwa seseorang bisa menembus masa silam tanpa harus melalui black hole, seperti pada teori kip thorne. dasar konsep mereka sama yaitu relativitas einstein.

Sebuah teori baru menjelaskan bagaimana kita bisa kembali ke masa lampau tanpa harus melalui black hole. Dasar konsep ini tetap teori relativitas Einstein.
BISAKAH manusia menerobos kembali ke masa lampau? Telah lama orang mengimpikan kemungkinan itu. Banyak cerita, buku, atau film yang mengisahkan hal itu. Sutradara Steven Spielberg, misalnya, membuat film Back to the Future.


Atau serial Voyager yang pernah ditayangkan RCTI. Di situ dikisahkan, dengan bekal jam ajaib seseorang bisa menembus dimensi waktu, ke belakang. Misalnya, bagaimana sang tokoh bisa bertemu dengan Alexander Graham Bell pada 1876, dan ikut menyaksikan Bell menciptakan telepon.

Kembali ke masa silam memang sebuah mimpi ilmiah yang sudah lama. Pelopor fisika Albert Einstein merupakan tokoh yang punya andil dalam mengilmiahkan mimpi unik itu. Teorinya mengatakan, dimensi waktu bukan hanya bergerak ke depan, melainkan juga bisa meluncur ke belakang.

Dalam alam semesta, menurut kesepakatan ahli fisika, ada dimensi ruang dan waktu. Dimensi ruang punya tiga unsur: panjang, lebar, dan tinggi. Dalam hal panjang, sebuah gerak bisa berjalan ke depan dan ke belakang. Begitu pula dalam hal lebar dan tinggi, gerak bisa dilakukan ke kiri-kanan dan atas-bawah. Singkat kata, dalam dimensi ruang gerak bisa dilakukan ke segala arah.

Namun, hal semacam itu tidak terjadi pada dimensi waktu. Kenyataan empiris menunjukkan bahwa putaran waktu hanya terasa menggelinding ke depan. Keyakinan Einstein, bahwa waktu bisa diputar ulang, tak pernah terbukti. Namun, tak pula pernah ada dalil fisika yang menolak kemungkinan kembali menyusuri masa silam.

Seorang fisikawan dari Institut Teknologi California, Kip Thorne, pernah merumuskan teori yang mengejutkan. Dia ” menujumkan”, seseorang bisa melihat masa lalu, dengan syarat bisa memasuki black hole, galaksi yang memiliki gaya gravitasi tak berhingga besarnya, segala macam materi di situ mampat menjadi sangat kecil.

Black hole sendiri amat sulit dijangkau karena jauhnya yang tak terkirakan- untuk ukuran teknologi masa kini. Celakanya, black hole bukanlah tujuan akhir. Orang harus mencari worm hole, lubang cacing, inti lubang hitam. Lorong waktu, menurut teori Thorne, ada di situ. Ukurannya sebesar garis tengah sebuah atom.

Kendati tampak muskil bagi awam, ada pula orang yang ingin menandingi teori Kip Thorne. Dia adalah Richard Gott, fisikawan dari Universitas Princeton, Amerika. Teorinya tentang menembus masa silam itu ditulisnya dalam jurnal bergengsi Physical Review Letters, dan majalah Time mengangkat isu itu pada edisi akhir Mei lalu.

Richard Gott mengklaim teorinya lebih sederhana. Untuk mencapai ke lorong masa silam itu, kata Gott seperti yang dikutip Time, “Tak perlu lubang hitam atau lubang cacing.” Yang diperlukan Gott adalah pesawat angkasa yang bisa berlari dengan laju yang mendekati kecepatan cahaya, yang 300.000 km/detik itu.

Thorne membawa-bawa black hole dan worm hole, sedangkan Gott pun mengait-ngaitkan teorinya dengan dawai kosmis- material alam yang terbentuk lewat peristiwa bersama-sama dengan peristiwa besar big bang- ledakan besar yang mengawali pembentukan semesta.
Ledakan big bang itu menghasilkan bermilyar-milyar serpihan, di antaranya ada yang di kemudian menjelma menjadi bumi dan matahari. Sebagian besar serpihan itu mendingin, tapi dawai kosmis lepas dari kondisi umum. Dia tetap menjadi serpihan yang tak kunjung dingin.
Lubang hitam, lubang cacing, dan dawai kosmis itu antara ada dan tiada. Pasalnya, mereka hanya dikenal alam khazanah teori, tapi tak pernah tersentuh oleh pancaindra manusia. Dawai kosmis itu, menurut teori, berukuran kecilnya saja tapi punya massa yang luar biasa besar. Sepotong dawai kosmis yang panjangnya hanya 2,5 cm, konon, bisa punya berat ribuan trilyun ton.
Syahdan, kata Gott, dawai kosmis itu punya gravitasi yang besar sehingga sanggup menarik berbagai material semesta mengelilinginya. Maka, daerah sekitarnya menjadi semacam lensa, yang bisa menghadirkan berkas cahaya masa lalu. Tak jelas betul mengapa bisa begitu.
Lalu dengan alasan yang lebih rumit, Gott menyebutkan bahwa panorama masa lalu itu hanya bisa dinikmati dengan syarat, ada dua dawai kosmis yang terentang sejajar dan berdekatan. Kedua dawai itu pun harus pula selalu bergerak dengan arah berpapasan, beraturan, konstan, dan pada laju yang mendekati kecepatan cahaya. Lalu pesawat ruang angkasa itu harus mengelilingi kedua dawai itu dengan gerak melingkar elips.

Dalam pandangan ahli fisika kuantum ITB, Dr. Pantur Silaban, baik konsep Thorne maupun Gott punya dasar pijakan sama: teori relativitas Einstein. “Mereka hanya mengembangkannya,” kata Silaban, yang mendapat gelar di Syracuse University, New York, dengan disertasi tentang teori relativitas.

Istilah-istilah lubang hitam, lubang cacing, dan dawai kosmis itu, kata Silaban, lahir bersama teori relativitas Einstein. Kemudian, baik lubang hitam maupun dawai kosmis itu menunjuk pada benda masif yang memiliki kepadatan supratinggi dan beratnya suprabesar. “Keduanya memanfaatkan kepadatannya sebagai media kembali ke masa lalu,” tambah Silaban.
Pakar ITB ini tampak berhati-hati menanggapi teori Thorne dan Gott. Dia menilai kedua konsep itu bisa-bisa dikembangkan lebih jauh, bahkan diaplikasikan. “Tapi entah kapan,” katanya. Soal wahana ruang angkasa yang bisa berlari dekat dengan kecepatan cahaya, bagi Silaban, bukan pula hal yang mustahil. “Kalau berpegang pada argumen teoretis, bahkan kita bisa bikin roket yang kecepatannya melebihi cahaya,” kata dosen ITB itu, sambil menyebut prinsip gravitasi ala Einstein.

Fakta Unik Seputar Fisika Astronomi

Fakta Fenomena Unik Menarik Terbaru Tentang Seputar Astronomi Ilmu Pengetahuan Antariksa Matematika Kimia Biologi FisikaBlogsas.com &#8211Astronomi adalah ilmu yang sangat menarik hati, karena berbagai fenomena-fenomena di dalamnya yang mankjubkan serta luasnya yang belum bisa di jangkau oleh manusia. Astronomi mempelajari tentang luar angkasa yang dialamnya terdapat unsur-unsur ilmu lain seperti fisikabiologi,kimia dan yang pasti lagi adalah matematika, ilmu yang selalu digunakan di dalam kehidupan sehari-sehari.
Namun tahukah kalian jika terdapat fakta-fakta menarik tentang astronomi. Silahkan baca dan cermati bersama. Siap-siap tercenganng membacanya.
OBJEK TERBESAR DI TATA SURYA – Matahari adalah objek paling besar dalam tata surya kita dengan diameter (pada equator) sepanjang 1.392.140 km. Urutan kedua ditempati oleh planet Jupiter dengan diameter 142.984 km. Di urutan berikutnya berturut-turut adalah Saturnus (120.536 km), Uranus (51.118 km), dan Neptunus (49.600 km). Bumi kita menempati urutan ke-6 dalam daftar ini dengan diameter 12.756 km, disusul oleh Venus (12.103 km) dan Mars (6.794 km). Urutan ke-9 dan ke-10 diduduki oleh dua buah satelit alam masing masing Ganymede, satelit Jupiter (5.262 km) dan Titan, satelit Saturnus (5.150 km).
SATELIT ALAM TERBESAR – Ganymede dan Titan merupakan satelit alam (bulan) terbesar dalam tata surya kita. Berikutnya berturut-turut disusul oleh Callisto (Jupiter/4.820 km) dan Io (Jupiter/3.632 km). Bulan kita menempati peringkat kelima dengan diameter 3.475 km. Sementara itu, Europa (Jupiter/3.126 km), Triton (Neptunus/2750 km), dan Titania (Uranus/1.580 km) menyusul di urutan selanjutnya. Daftar ini ditutup dengan Rhea (Saturnus/1.530 km) dan Oberon (Uranus/1.516 km) masing-masing di urutan ke-9 dan 10.
ANOMALI VENUS – Venus berotasi pada sumbunya sedemikian lambat, bahkan lebih lambat daripada periode orbitnya. Akibatnya satu tahun disana adalah lebih pendek daripada satu harinya (sehari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi, sementara satu tahun Venus setara 225 hari Bumi). Disamping itu Venus diketahui berotasi dari arah timur ke barat, kebalikan dari planet-planet lain di tata surya kita yang berotasi dari barat ke timur, karena itu di Venus matahari terbit dari arah barat dan terbenam di timur.
SATELIT ALAM – Diantara kesemua planet anggota tata surya, hanya Bumi yang mempuyai satu-satunya satelit alam. Sementara itu, dua planat diantaranya, yakni Merkurius dan Venus sama sekali tidak memiliki satelit. Planet-planet bagian luar di tata surya umumnya kaya akan satelit alam. Hingga kini, telah diketemukan puluhan satelit alam yang mengedari planet Jupiter, Saturnus dan Uranus. Tidak semua satelit alam berbentuk bundar, tipikal sebuah planet. Kedua satelit Mars, Phobos dan Deimos serta satelit-satelit kecil yang mengedari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus diketahui memiliki bentuk yang tidak beraturan
SUMBU ROTASI – Planet Uranus memiliki kemiringan sumbu rotasi sebesar 98º. Hal ini menyebabkan kutub utaranya menunjuk ke bawah bidang garis edarnya. Karenanya permukaan planet di kedua kutub memiliki malam yang lamanya setara dengan 21 tahun di Bumi.
SUHU PALING EKSTREM – Planet dengan temperatur paling ekstrem dalam tata surya kita ialah Merkurius. Temperatur siang hari disana mencapai hingga 427ºC, cukup panas untuk melelehkan logam seng. Di malam hari, temperatur turun hingga -183ºC, cukup dingin untuk membekukan krypton. Selain itu Merkurus tercatat sebagai planet yang letaknya paling dekat dengan Matahari
PLANET TERPANAS – Walaupun Merkurius adalah planet terdekat dari Matahari, namun rekor sebagai planet terpanas justeru dipegang oleh Venus dengan suhu mencapai 482°C. Hal ini ditengarai akibat efek “rumah kaca” dari atmosfir Venus yang kaya akan unsur Karbon Dioksida
PLANET PALING CEMERLANG – Apabila Jupiter dan Bumi dilihat dari jarak yang sama, maka Jupiter akan terlihat 164 kali lebih cemerlang. Dilihat dari Bumi, panet yang paling cemerlang adalah Venus dengan magnitudo -4,4.
BINTANG TERDEKAT – Bintang terdekat dari Bumi kita ialah Proxima Centauri. Bintang sejauh 4,23 tahun cahaya ini terlalu redup untuk bisa dilihat dengan mata telanjang. Bintang terdekat yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah Alpha Centauri (4,4 tahun cahaya) yang terlihat sebagai bintang paling terang pada rasi Centaurus di langit belahan selatan
BINTANG TERMUDA – 2 Protostar (calon bintang) yang dikenal sebagai IRAS-4 yang berada di dalam Nebula NGC 1333, 1.100 tahun cahaya dari Bumi adalah bitang termuda yang diketahui manusia. Keduanya baru akan mencapai fase stabil sebagai sebuah bintang setidaknya dalam 100.000 tahun mendatang.
BINTANG TERTUA – 70 bintang yang ditemukan oleh sebuah tim astronom yang dipimpin oleh Timothy Beers (Amerika Serikat) diyakini sebagai bintang paling tua di galaksi Bimasakti. Bintang-bintang tersebut diperkirakan telah terbentuk pada sekitar 1 milyar tahun setelah peristiwa big bang (ledakan besar yang mengawali terbentuknya alam semesta).
BINTANG TERBESAR – Betelgeuse (Alpha Orionis) adalah bintang terbesar yang diketahui hingga sejauh ini. Bintang sejauh 430 tahun cahaya ini memiliki diameter 980 juta km atau 700 kali diameter matahari. Bintang ini terlihat dengan mata telanjang sebagai sebuah bintang berwarna kemerahan di rasi Orion.
BINTANG PALING CEMERLANG – Sebuah bintang yang disebut Pistol yang ditemukan oleh teleskop antariksa Hubble pada Oktober 1997 adalah bintang paling cemerlang yang diketahui. Cahayanya sekitar 10 juta kali lebih cemerlang dari matahari. Perhitungan oleh para astronom menunjukkan bahwa energi yang dipancarkannya dalam 6 detik setara dengan energi yang dipancarkan oleh Matahari selama satu tahun.
METEORIT TERBESAR – Pecahan meteorit berukuran antara 2,4 – 2,7 m yang ditemukan di Hoba West, dekat Grossfontein, Namibia pada tahun 1920 diduga merupakan meteorid terbesar yang pernah jatuh ke Bumi dan tercatat oleh manusia. Pecahan meteorid tersebut berasal dari sebuah meteorit tunggal yang beratnya diperkirakan mencapai 59 ton.
HUJAN METEOR TERBESAR – Hujan Meteor Leonid yang terjadi tanggal 16-17 November 1966 dan terlihat di Amerika Utara bagian barat hingga Rusia bagian timur merupakan hujan meteorid terbesar yang pernah tercatat. Meteor yang melintas di wilayah Arizona tercatat mencapai 2.300 meteor per menit selama 20 menit.
KOMET TERBESAR – Komet Centaur 2060 Chiron yang ditemukan tahun 1977 merupakan komet terbesar yang diketahui dengan diameter 182 km.
ASTEROID TERBESAR – 1 Ceres dengan diameter 941 km merupakan asteroid terbesar. Selain itu, asteroid ini juga tercatat merupakan asteroid yang pertama kali ditemukan.
ASTEROID TERKECIL – Rekor sebagai asteroid terkecil dipegang oleh asteroid 1993KA2. Asteroid yang ditemukan tahun 1993 ini hanya berdiameter 5 m.
GERHANA MATAHARI TERLAMA – Secara teori, gerhana matahari dapat berlangsung maksimal selama 7 menit 31 detik. Gerhana matahari terlama yang pernah tercatat terjadi di Filipina dengan durasi 7 menit 8 detik. Gerhana matahari selama 7 menit 29 detik diperkirakan akan terjadi di tengah samudera Atlantik pada tanggal 17 Juli 2186.
KONSTELASI TERBESAR – Hydra (Naga Laut) merupakan konstelasi (rasi bintang) terbesar. Konstelasi ini menutupi area seluas 1.302,844º persegi atau mencakup 3,16% dari seluruh langit dan beranggotakan setidaknya 68 bintang yang dapat dilihat dengan mata telanjang.
KONSTELASI TERKECIL – Crux Australis (Salib Selatan) adalah konstelasi terkecil di langit. Ia hanya mencakup area seluas 68,477º persegi atau sekitar 0,16% dari seluruh langit.
OBJEK PALING CEMERLANG – Quasar HS1946+7658 adalah objek paling cemerlang di jagat raya. Objek ini setidaknya 1,5 x 1015 kali lebih cemerlang dari Matahari kita
OBJEK TERDINGIN – Nebula Boomerang, sebuah kabut debu dan gas yang terletak sejauh 5000 tahun cahaya dari Bumi dipercayai sebagai objek paling dingin. Temperaturnya diperkirakan berkisar pada -270ºC (-454ºF)
TELESKOP TERBESAR – Teleskop terbesar di dunia saat ini adalah sepasang teleskop kembar berdiameter 10 m yang digunakan di Observatorium W.M. Keck di Mauna Kea, Hawaii. Lensa masing-masing teleskop seberat 300 ton itu terdiri dari 36 buah cermin berbentuk segi enam yang digabungkan menjadi sebuah cermin pemantul (reflektor).


Read more: Fakta Unik Seputar Astronomi http://www.blogsas.com/fakta-unik-seputar-astronomi/#ixzz1nOfultPi 

Fenomena Alam Yang Menentang Hukum Gravitasi

Satu lagi fenomena alam yang menjadi pukulan berat bagi hukum Gravitasi Newton. Diwilayah Santa Cruz, California terdapat suatu fenomena alam yang sangat menakjubkan,dimana ditempat itu banyak terjadi kejanggalan yang mungkin membuat kita clingak-clinguk kebingungan dan keheranan jika mengunjungi tempat tersebut.
Pasalnya,ditempat yang merupakan hamparan hutan subur itu hukum gravitasi seakan-akan sudah tidak ada artinya sama sekali,semua pepohonan berdiri miring dengan arah kemiringan yang sama bahkan bisa dibilang hampir tumbang.Banyak orang yang menyebut tempat ini “titik misterius”.

Jika manusia berada disekitar “titik misterius” sekalipun, seluruh badannya tanpa dikehendaki juga ikut-ikutan miring,walaupun berusaha untuk berdiri dengan tegak,hasilnya akan sama saja.
Anehnya,walaupun dalam keadaan posisi yang miring dalam sekala yang besar,seluruh benda yang ada tidak akan terjatuh atau kehilangan keseimbangannya.Jika mencoba berjalan,langkah kita tetaplah stabil dan berjalan tanpa kesulitan walaupun dalam posisi miring.
Bila berkunjung ketempat ini,kita bisa melihat keanehan-kenehan seperti rumah yang terlihat hapir roboh (padahal sebenarnya masih kokoh), sapu yang bisa berdiri sendiri dalam keadaan yang miring,manusia yang dapat berdiri ditembok,dan keanehan-keanehan lainnya.
Parahnya lagi,dengan adanya fenomena ini,hewan-hewan hutan ngga’ ada yang mau nongkrong dan mencari makan disekitar “titik misterius”,meraka mungkin ketakutan atau bagaimana?
“Mystery Spot” bisa membuktikan akan kelemahan teori Gravitasi,Sir Issac Newtondengan hukum gravitasinya menyatakan bahwa semua benda akan ditarik kearah semua benda lainnya oleh kekuatan gravitasi.
Kekuatan ini tergantung pada seberapa banyaknya zat yang tergantung dalam benda dan pada jarak diantaranya. Hukum itu menerangkan mengapa orbit planet dan bulan berbentuk elips.Hukum itu menerangkan juga gerak semua benda dalam alam semesta yang mahaluas. Dengan adanya fenomena ini,hukum gravitasi Newton yang bertahan kurang lebih selama 4 abad mungkin sudah saatnya untuk direvisi. Namun sampai saat ini,Para Ilmuwan belum dapat menjelaskan bagaimana fenomena ini bisa terjadi,mungkin masih menunggu beberapa waktu lagi untuk memecahkan misteri ini,atau mungkin teman-teman sudah mempunyai sebuah teori atau argumen untuk memberi pencerahan bagaimana fenomena ini bisa terjadi?
Sebenarnya,fenomena-fenomena seperti ini tidak hanya terjadi diwilayah Santa Cruz,California saja,tetapi ditempat lain juga bisa ditemukan. Memang kebanyakan berada di USA,tapi di wilayah Eropa juga dapat ditemui tempat seperti ini,contohnya disekitar Warsawa,Polandia. Oh iya,aq baru ingat, hal serupa juga ada disebuah wilayah di China,namun yang ini berupa tanjakan jalan raya. Uniknya ditempat itu seluruh benda beroda/yang mudah menggelinding akan tertarik menuju keatas tanjakan,padahal jika dipikir secara logika hal tsb sangatlah tidak masuk akal.
Posted by  pada Oktober 17, 2010 in fisika

Sabtu, 18 Februari 2012

PELANGI


Pelangi adalah suatu fenomena alam yang alami, yang biasa muncul setiap hujan datang Kunci Fenomena alam pelangi yang terjadi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan.

Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma.

Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.

Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.

Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi.